Tuesday, March 20, 2007

Klo anak2ku pasti hormat ma neng....


Date: Mon, 19 Mar 2007 08:39:20 -0700 (PDT)
From: "Fahmi Utun"
Add to Address Book Add Mobile Alert
Subject: Klo neng smp gini, aa kudu jitakin anak2 gak yach???
To: astrid.rahayu


Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa
kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam
penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru
sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna
sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka
mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah
energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga
yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir
sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang
miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali
kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi
nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku,
ibu berkata :
"Makanlah nak, aku tidak lapar" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering
meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di
kolam dekiat rumah, ibu berharap dari ikan hasil
pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi
untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup
ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku
memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping gw dan
memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang
yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan.
Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu
menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku.
Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata :
"Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah
abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa
sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil
tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi
kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun
dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada
lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaan
nya menempel kotak korek api. Aku berkata :
"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus
kerja." Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur
nak, aku tidak capek" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat
menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik
matahari mulai menyinari,ibu yang tegar dan gigih
menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa
jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian
sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan
menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang
dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat
dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih
kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera
memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum.
Ibu berkata :"Minumlah nak, aku tidak haus!" --------
KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang
harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang
pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai
kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun
semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan.
Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada
seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat
rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun
masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah
melihat kehidupan kita yang begitu sengsara,
seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi
ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan
nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta"
---------KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat
dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah
waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk
pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku
yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit
uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu
bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan
mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya
punya duit" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2
dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah
universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa
di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja
di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi,
aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di
Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak
mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku
tidak terbiasa" -----KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena
penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit,
aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik
langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda
tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di
ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang
keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh
kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya
terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya.
Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi
tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus
kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air
mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam
kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya
berkata : "Jangan menangis anakku,Aku tidak kesakitan"
----------KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan,
ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir
kalinya.
Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian
pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan :
" Terima kasih ibu ! "
Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita
tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah
kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang
dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita
yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu
alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian.
Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah.
Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih
peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas
akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan
atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di
samping kita.
Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari
ortu kita? Cemas apakah ortu kita sudah makan atau
belum? Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau
belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita
renungkan kembali lagi..
Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk
membalas budi ortu kita, lakukanlah yang terbaik.
Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.
Sampaikan salam takzim aa buat bapak neng ya.

No comments: