Monday, March 05, 2007

Aday serengeh cantiknya Gaby.....


Date: Sun, 4 Mar 2007 18:53:06 -0800 (PST)
From: "Fahmi Utun"
Add to Address Book Add Mobile Alert
Subject: Ternyata Ndes telmi juga yah...
To: astrid


Setelah aa boongin wakil manajemen mo ke Jkt bersama dik Nani buat melakukan approach pengadaan biji. Akhirnya beliau setuju bahkan perjalanan 3 hari ini dianggap sebagai expences. Asyik dong mana bisa nganter pesenan abah (abah mo belajar teknologi Hydrophonic ka dik Nani), mana dapet uang saku buat beli kado abah ma oom Ozie. Mana bisa nyumpon (menuhi hasrat) ketemu Gaby lagih. Maka sambil bersiul dzikir kami berangkat dari Nyalindung sejak pagi buta (bakdal Shubuh)langsung ke Bogor mo minta ijin mas Seno n mbak Nurul buat bawa dik Nani ke abah di Jkt. Singkat ceritera di Jkt Nani langsung gabung ma ambu en Desi en tante Ati, biasalah awewe yang lagi persiapan ngarendos (mengulek) bumbu buat bakar kambing muda dan nyiapkan sop kambing dan bahan makanan lain buat malam
Mingguan. Huh kambing muda??? Sementara tensiku masih tinggi??? Matak kapiran aja bikin hidup ini mubazir.
Arkian, malam penuh tawa dan canda itu aa liwatkan sembari ngembat salad sayur2an yang dibumbui mayonaise buatan Ntiz dewek. Abah aja smp lupa mo nanya hidroponi.

Besoknya kami berempat ke Gaby. Aa pilot, Ntiz navigator. Duduk di jok belakang Nani dan Desi. Ketika haluan kijang memasuki jalan pilot Tomang menuju Kebon Jeruk, disebelah kiri jalan tampak iklan Jumbo Citra. Tertulis 25 menit menuju gerbang kompleks Citra Raya. Dasar anak Adver, Ndes langsung aja nyeletuk.
"Apa iya A, dari sini ke Gaby cuma 25 menit?"
"Bisa aja sih asal jalannya jam 3 pagi." Kekeh Ntiz.
"Memangnya berapa jauh dari sini ke pintu toll Bitung?" Sergap Ndes penasaran. Mana di jam 9 pagi itu kijang menderu pada 60 Kmj saja.
"Tomang - Bitung 40 Kiloan. Bitung - Gaby 15 Kiloan."
"Apa iya hare gene jarak 55 Km bisa ditempuh 25 menit?" Seru Ndes sambil bengong.
"Yah namanya juga iklan Nok. Pasti mengandung unsur tepu." Kekeh Ntiz ringan.
"Bisa sih asal di toll larinya 120. Dalam 20 menit nyampe ke gerbang Bitung." Timpal aa buat ngerame2in suasana aja.
"Apalagi klo 160 ya a, 15 menit bisa nyampe." Seruduk Ndes.
"Klo itu mah bisa seminggu baru nyampe ke Gaby." Seringai Ntiz.
"Kok gituh a?" Ceplos Ndes rada nyureng.
"Atuh iya kapan kitanya mampir dulu ke RS Siloam."
"Kok gituh sih?" Menung Ndes dengan telminya.
"Malahan gak nyampe ke Gaby tapi pindah domisili ke TPU Tanah Kusir." Gelak Ntiz. Nani senyum2 dengan pesona lungguh timpuh apik andalemi nyopan.
"Kok???" Nyureng Ndes kian nampak telmi deh.
"Iya pindah ke RMD kapling kecil 2m2." Kekeh aa.
"Huh amiiii. Mana ada sih kapling rumah 2m2. Kapan perumnas aja paling kecil 54m2."
"Ya memang segitu kok nok. Kapling buat muslim tapinya."
"Kok???"
"Buat umat Kristiani 4m2. Buat Konghucu 16m2."
"Klo buat umat Hindu?"
"Gak ada nok. Kan dikremasi." Jebi Ntiz.
"Apa itu kremasi mbak???" Tolehnya ke dik Nani.
"Dibakar dik dalam tungku temperatur tinggi."
"Kok????" Huh Ndes suka kak kok kayak burung blekok aja ya.
"Iya dik. Jenazah di masukkan ke combustion-chamber bertemperatur 1000 derajat Celsius. Lalu abunya dikumpulkan, ditumbuk halus disimpan di bokor buat disebar ke laut atau bengawan." Kata dik Nani dengan tulus dan takzim.
"Kok jenazah sih a???" Bengongnya Ndes gak ngarte.
"Lha iya kapan kitanya dah tewas dalam lakalalin (istilah Polri buat kecelakaan lalulintas) ke Citra."
"Kok???" Sandarnya dengan "tewas" di jok belakang.
"Atuh di toll apalagi di jalan Raya Serang lari 160 Kmj. Sama aja cari tewas. Lalu tewas beneran kan nok?" Seringai Ntiz dengan beringas kayak gorila ketelak jengkol.
Setelah bayar 3ribu perak di Karang Tengah, sisa perjalanan yang 30 menit itu kami lalui dengan diam. Sambil membayangkan aday serengeh cantiknya Gaby.

No comments: