Monday, March 12, 2007

Anti-peristaltik.


Date: Sun, 11 Mar 2007 21:56:41 -0700 (PDT)
From: "Fahmi Utun"
Add to Address Book Add Mobile Alert
Subject: Verifikator Pajak.
To: astrid.rahayu


Assalamualaikum wr wb. Neng As3 damang? Mani lawas taya kabar (Segitu lama tanpa kabar). Semoga sehat.

Waktu aa di abah, 3 hari sebelumnya abah terima panggilan dari kantor Pajak Kecamatan, karena abah belum memasukan SPPT yang jatuh tempo Nop 2006. Mana surat itu dibuat 13 Jan 2007, diterima 9 feb 2007. Padahal sejak 13 Jan itu abah harus sudah datang melapor paling lambat 2 minggu setelah tanggal surat, yakni 28 Jan 2007. Dasar truk tua, pada saatnya mau berangkat abah tiba2 murus2. Klo dilaporkan ke kantor pajak, hal begini akan dianggap sebagai tipudaya kuno buat 'ngibulin' orang pajak. Tapi dengan ksatria abah angkat telepon lalu melaporkan kondisi kesehatannya. Lalu terjadi konversasi yang suspectious.

"Jadi kapan bapak bisa kemari nih?" Pertanyaan yang aneh dan lucu, orang sakit kok ditanya kapan datang. Tongboro (jangankan)ke kantor pajak, mo wakuncar aja kudu batal kecuali klo pacarnya perawat atau dokter.
"Yah saya gak bisa tentuin dong pak." Elak abah.
"Gimana klo besok saya datang ke tempat bapak?"
"Seharusnya saya yang datang buat memenuhi panggilan.
Tapi klo bapak berkenan hadir maka silahkan datang kapan saja. Toh klo saya masukkan laporan, nantinya bapak juga lakukan verifikasi." Jawab abah dengan gagah.
E-eh siorangpajaknya malahan tertawa.
"Klo gitu bapak sembuh aja dulu baru kemari ya pak."
"Baik pak terimaksih. Saya perlu telepon agar jangan dianggap saya melawan atau melecehkan kantor bapak."
"Oh tidaaakkk. Tapi klo kami yang datang boleh kan pak?"
"Uh tentu, silahkan kapan saja." Jawab abah lega.

Gak sampai 2 jam datanglah 3 orang berseragam kantor Pajak. Kebetulan abah lagi beristirahat sehabis menenggak 2 bungkus jamu Taypinsan (kupu-kupu) sekaligus. Tentu
saja aa dan Ntis yang jadi pagar bagus. Didampingi Ntis satu orang meneliti alat produksi warnet berupa 10 unit komputer. Satu orang lagi dibiarkan mengumbar mata keseluruh ruangan pelayanan, termasuk ke 6 unit KBU yang masih kosong. Satu petugas nwanita embot, aa dampingi buat meneliti semua catatan bahan laporan harian sampai bulanan sejak Desember 2006.
"Catatan pemasukan wartelnya mana?" Geludugnya tiba2.
"Wartelnya belum jalan karena belum ada jaringan."
"Klo gitu buat apa ada KBU klo gak bisa dipake??"
"Buat persiapan sembari tunggu jaringan masuk."
"Kemahal mahal kok gak dipake." Sindirnya.
"Gak mahal kok bu. Ada yang jual bekas berikut peralatan digital dan kabel2, lalu dirakit disini. Lumayan aja buat pajangan dulu sambil urus2 kemudian."
"6 pintu KBU lengkap begini harganya bisa lebih dari 30 juta?"
"Mungkin klo baru, tapi ini kan bekas dibeli 150ribu aja. Ongkos angkut 300ribu, ongkos rakit 200ribu."
"Pindahan dari mana?"
"Wartel Astria di jalan Pedati Jatinegara."
"Terus dipindah kesini? Wartel Astria gimana?"
"KBU nya aja yang pindah tempat. Tapi perusahaannya gak ada hubungan."
"Lalu usaha CV ini apa aja? Masak laporan penjualannya begini?" Sunggingnya, sembari melirik temannya yang ikutan nimbrung di meja kasier.
"Ya memang begitu gak kurang gak lebih. Harapan kami setelah ada wartel angka penjualan bisa meningkat. Asal buat bisa menutupi biaya operasionil aja dulu."
"Klo aku duit 2 jutaan sebulan daripada dipake nombok, mendingan dipake buat makan." Sarannya dengan embotnya.
"Mana laporan pemasukan dari Video dokumentasi, editing video, dan transfer DVD/VCD?" Lanjutnya.
"Orang baru datang buat tanya2 infonya aja bu, tapi belum ada yang kasih order." Jawab aa singkat aja.
"Huh. Klo gitu buat makan aja susah dong ya." Tawanya sembari mengusapi perutnya yang kayak gajah bunting.
"Iya bu. Disini mah jangankan buat makan. Buat berak aja susah." Kekeh aa buat nyodok sikap arogansinya. E-eh gajah bunting bengkak itu ternyata orangnya jijikan. Sesaat dianya menahan rona wajahnya, seraya menutupi areal mulutnya dan tatapan mata yang kosong. Di garis lehernya tampak gerakan anti-peristaltik. Huh, kayaknya mau muntah deh nih ibunya. Klo lihat bangun fisiknya bakalan muntah ijo nih.
"Kamar mandinya dimana?" Seru temannya dengan tanggap dan tangkas.
Sigap Adel mengantar ibu meletus balon hijau itu ke kamar mandi. Sesaat kemudian terdengar nada2 majoor & manor, gegap gempita dari Vommited Chamber Orchestra di kamar mandi. Gaya mezzo soprano solonya terdengar oek...oek... membahana.
Gak lama sang ibu merat melintas, langsung keluar melalui pintu kaca berlogo Linux dengan seragam bernoda kuah dan saus bakso dan beberapa lembar bihun.
Akhirnya pak Amran dan pak Basuki berpamitan.
"Sampaikan kepada bapak, kami menunggu di kantor."
"Baik pak. Mohon maaf atas insiden tadi." Takzim aa.
Pak Basuki tertawa kuning sembari ngegerendeng.
"Kenapa ya kok ibu Yayuk bisa sampai muntah2 begitu?"
"Maaf pak. Sudah seminggu watercloset kami mampet."
Kebayang gak tuh neng? Saat2 ibu kita membuka penutup WC duduk. Kayaknya muatan perutnya malahan masuk kembali. Gerakan anti-peristaltiknya bertabrakan dengan peristaltik. (Peristaltik, gerakan menelan pada waktu makan/minum.}

No comments: