Thursday, February 22, 2007

Telur asin & kacang asin.


Date: Wed, 21 Feb 2007 22:53:52 -0800 (PST)
From: "Fahmi Utun"
Add to Address BookAdd to Address Book Add Mobile Alert
Subject: Telur asin & kacang asin
To: astrid.rahayu


Semalam aa mimpi yang indah sekali, meskipun ganjarannya jidat benjol segede telur pipit. Hatta, aa ma neng as3 lagi dalam perjalanan bulan madu ke Salira Indah, Banten. Pantai berpasir putih yang landai asyik buat berenang dan berjemur menikmati suasana pantai laut Jawa, sambil minum air kelapa hijau. Neng as3 ingin naik perahu cadik (perahu nelayan yang langsing dengan dua pelampung gabus di kiri kanan buat jaga keseimbangan dan keselamatan pelayaran). Aa kawatir takut diterpa ombak makanya nawarkan naik speed-boat atau banana-boat aja takut ombak tiba2 gede. Tapi yang
namanya isteri tercinta mana penganten baru tentu gak boleh dicegah kehendaknya.
Alkisah. Aa kudu setuju, lalu melakukan negosiasi harga sewa dengan nelayan yang lagi pada mangkal buat jual tangkapan berikut arang kayu kepada para turis lokal.
Mereka memang heran karena turis lokal biasanya lebih suka naik speed-boat dengan sewa mutar2 dari ujung ke ujung bertarif 50ribu sejam. Mereka pada gak tahu aja klo neng as3 itu memang sosok khusus yang sengaja
dibuat hanya untuk ami aja kok. (Husss neng as3 jangan manyun dulu yah. Namanya juga
sekedar mimpi kok.) Namun karena lagi musim angin Barat mereka gak berani melaut siang. Tapi setelah aa bisiki ke telinga, akhirnya seorang nelayan muda menyetujui dengan sewa 30ribu saja. Selanjutnya aa angkati semua perbekalan berikut salinan keatas cadik. Kemudian aa tuntun neng
dengan mesra lalu dipondong untuk didudukkan ke bangku cadik. Hehehe jangan ketawa dulu neng. Setelah itu baru aa naik. Nelayan itu lantas mendorong cadik ketengah laut lalu mengembangkan layar. Perlahan namun pasti perahu mulai berlayar sambil manggut2 diterpa riak ombak. Walaaah aa kok melang takut neng muntah aja. Sedangkan dada aa aja rasanya kayak diaduk. Mual gituh. Sambil memeluk pinggang aa, neng nanya tadi aa bisikin apa kok nelayan jadi mau? Aa jawab aja ngasih
alasan klo neng lagi hamil muda. Sembari tertawa manja, neng lantas nyubit lengan aa. Bagi nelayan tulen pantang buat menolak apapun kehendak seorang wanita hamil.
"Ngalap berkah aja pak." Jawabnya dengan wajah sumringah dan mata gemerlap, karena terbayang
nanti malam bakalan untung besar dengan tangkapan yang banyak. Yah neng namanya juga mimpi.
Namun tiba2 haluan perahu naik keatas sekira semeter, lalu meliuk lantas tiang layar oleng lalu tertancap di debur ombak yang lumayan besar. Perahu tetap mengapung, namun
semua barang bawaan langsung tenggelam. Neng teriak sambil menggelantung di bahu aa, lantas sambil menggendong neng dipunggung, aa segera berenang ketepian. Lalu berdua terjelepak diatas pasir melepas lelah. Cuma jidat aa benjol dikit kayaknya terbentur buritan perahu saat oleng tadi. Dari warung pinggir pantai terdengar lamat2 lagu syahdu "Woman in Love."
Nelayan dibantu teman2nya lantas membalikkan perahu, menguras airnya sampai laik layar lagi. Kapan bentangan kain layarnya dari lembar plastik yang tahan air. Kemudian sang nelayan datang buat minta upah sewa sambil bertanya klo2 masih mau melanjutkan pelayaran. Tapi kapan neng as3 malahan geleng2 kepala. Malahan tampak malu2 karena semua bentuk bodi tercetak habis di
busana basah. Lantas membalikkan badan menghadap aa seraya pura2 mengusapi benjolan di jidat.
Sambil mengucap syukur masih selamat aa lalu membayar saja uang 30ribu haknya.
"Walah ketiwasan tenan ya mas. Apa2ne pada lunga kabeh." Tawaku dengan sepet.
"Gak melayu kabeh lah. Isih ana sisane kok pak." Dialek Panturanya lantas muncul.
"Apane sing isih sisa tha cung?" Nanapku memandangi neng as3 yang lagi tampak bingung.
"Lha kuwi pak. Kalih endog asin karo kacang asin setunggal isih utuh."
Kekehnya mencoba melucu menghiburi hati kami sembari menerima uang sewa perahu.
"Kesuwun inggih pak. Mangga isun pamit bu..." Angguk kepalanya ka neng.
"Ya wis kana." Jawabku sembari ngusapi jidat benjol.
Kutuntun neng as3 ke cottage buat mandi, salin lalu makan siang.
Kejebur begitu matak lapar banget lho.
Aa manggut2 sekali lagi sampai beledag, jidat aa kebentur tembok sebelah kanan kasur.
Tentu aja benjolan bekas benturan tadi semakin buncunur (benjol) dengan sakitnya.
Weleh neng untung juga aa cuma mimpi basah aja kok. Terpenting neng as3 selamat.
Buat aa mah gpp kok klo jidat baru kebentur 2 kali. Jamak aja, namanya juga pria bahagia.
(Walah neng as3. Maaf aja klo sekali ini aa gak ngasih sub-title atas konversasi aa ma mas nelayan itu. Kapan
bahasanya juga Jawa Pantura. Takut salah aja aa mah.)

No comments: